Selasa, 01 Oktober 2013

WORD OF ANIMONSTER VOL.49




PAGE 20 “QUICK READ” ON CONTEMPLATIVE THINKING ABOUT RELATIONSHIP
DR. SAKURA

“ Kisah-kisah diatas hanyalah sekelumit bahasan dari apa yang dapat kita ambil dari bacaan tertentu – setiap orang mempunyai cara unik masing-masing untuk memahami sesuatu dan tidak perlu ada keseragaman pendapat karena dunia ini berputar dengan cara yang berbeda-beda, bukan seragam. Sungguh-sungguh membaca berarti berusaha memahami isi dari materi tersebut sepenuh hati dan pikiran. Proses ini memungkinkan kita untuk menangkap apa yang benar-benar perlu kita pelajari – ide dan konsep yang dapat memperkaya diri kita dan menjadi inspirasi perkembangan pribadi kita kearah yang lebih baik – dan menyingkirkan yang tidak berguna, bagaikan sampah hanya memenuhi hati dan pikiran. Mulai sekarang kita harus mampu membedakan apa yang perlu kita baca – dan untuk tujuan apa – dan apa yang tidak perlu; mana yang dapat kita ambil dan mana yang perlu disingkirkan. Demi generasi sekarang dan masa depan.

Hidup adalah mengenai hubungan kita dengan sesama manusia, alam dan Sang Pencipta. No man is an island, tak ada orang yang dapat hidup seorang diri, begitu kata pepatah. Tetapi gaya hidup modern kita seringkali membuat kita tidak sadar akan hubungan yang terjalin secara alamiah dengan sesama. Hidup kira diperlengkapi dengan berbagai alat komunikasi seperti telepon, internet, dan handphone yang memudahkan kita saling berhubungan kapan saja dan dimana saja. Tapi ironisnya, manusia menjadi terpisah satu sama lain. Muda-mudi kota yang tahu internet menghabiskan berjam-jam ‘connect’ dengan yang lain melalui ‘chatting room’ dan ‘weblog’, sementara para orangtua dan kakek-nenek berbicara dalam bahasa mereka sendiri tentang masa lalu. Rumah tidak lagi menjadi tempat bagi keluarga berkumpul bersama dan saling berbagi cerita apa yang terjadi setiap hari, fungsinya berubah menjadi tempat orang sibuk sendiri dengan aktivitas individualnya, seperti anak muda yang mendengarkan musik, membaca manga atau buku teks, mengerjakan pekerjaan rumah atau suatu proyek, main internet, game, merakit model, nonton anime atau TV dan menjadi tergila-gila pada bishounen/bishoujo yang ditampilkan dalam berbagai media virtual, dll.pendeka kata, kita menghabiskan sebagian besar waktu senggang kita mengejar beragam bentuk fantasi. Kita mengabaikan arti dari komunikasi dan melupakan seni yang sesungguhnya dari komunikasi yaitu mendengarkan dengan sungguh-sungguh tanpa berprasangka terhadap lawan bicara kita, dan berbicara seperlunya mengenai perasaan dan pemikiran kita yang sebenarnya.

Karena kegagalan kita dalam menjalin hubungan antarmanusia, bukan hanya kita manusia yang menderita tetapi juga alam yang kita huni. Daripada hidup harmonis dengan alam, kita malah berusaha keras menaklukannya dengan otak kita dan pada akhirnya kita menyiksa alam. Sekarang kita masih bisa menyangkal bahwa apa yang kita lakukan terhadap bumi bukanlah masalah besar. nyatanya, hal itu memang MASALAH BESAR. kita menebangi hutan di seluruh dunia, mencemari udara dan air dan memenuhi bumi dengan sampah – sementara kita lebih peduli pada kesenangan yang ditimbulkan dari dunia media dan industry. Kita semakin terputus dari diri kita sendiri, rasa kemanusiaan kita dan dari alam yang menyokong keberadaan kita. Kita hidup dalam ilusi bahwa sumber alam tak terbatas, padahal kenyataannya sumber alam mempunyai batas. Masa depan bumi dan umat manusia ada di pundak kita… jadi marilah kita memperbaiki dan bahi-membahi membangun hubungan baik dengan sesama manusia, alam dan Sang Pencipta…”



PAGE 31 “FLASH BACK”
LES MILLE FLEURS

“ tema alam dan bunga yang menghiasi anime-manga sepertinya cukup banyak kita jumpai. Bagusnya, anime-manga tersebut walau tidak dipadati pesan moral mengenai lingkungan melulu, tapi tetap menyiratkan bahra sebagai manusia kita harus bersyukur memiliki bumi serta isinya yang indah dan hendaknya kita menyadari tanggung jawab kita untuk melestarikannya. Melalui petualangan Runrun, kita diajak melihat pemandangan-pemandangan indah yang dilaluinya dalam mencari bunga tujuh warna. Kita yang dihiasi bunga, taman bunga, padang bahkan sampai pegunungan salju abadi Alpen yang ternyata merupakan tempat bunga yang dicintai oleh masyarakat Swiss, bunga edelweiss. Masihkah kita dapat menemukan pemandangan nan alami itu di masa sekarang? disaat orang lebih memilih menghancurkan alam untuk membangun lapangan golf dan perumahan dan perkantoran mewah. Apabila bumi ini semakin rusak, mungkin di masa datang anak-cucu kita tidak dapat lagi menikmati indahnya warna-warni bunga, bahkan mungkin bunga hanya bisa dilihat dari gambar dan buku. Menyedihkan bukan? Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi. Marilah kita sama-sama mulai menjaga kelestarian lingkungan kita, bahkan dengan perbuatan kecil sekalipun.”



PAGE 56 “SPECIAL ON STAGE”
DIGIMON – A BRIEF REVIEW

Sewaktu kau melihat langit malam
Bintang yang kau lihat saat itu bersinar
Menggapai daratan melewati lautan
Petualangan yang belum pernah kau impikan dimulai…

“ untuk menyelamatkan dunia, diperlukan suatu usaha yang keras, dan tidak jarang butuh pengorbanan. Kerjasama dan persahabtan memegang peranan penting di dalam kerja keras itu. dari masa-masa Taichi Yagami, Daisuke Motomiya, Takato Matsuda dana Takuya Kanbara… mereka semua mengetahui apa yang mereka lakukan. Demi sebuah dunia yang jauh dari kegelapan dan kejahatan; demi sebuah dunia yang dapat ditinggali oleh teman-teman digimon yang mereka sayangi.

Lalu kita? Apakah yang bisa kita lakukan?

Kita memang tidak mempunyai kekuatan super atau berevolusi seperti para digimon. Dunia kita juga tidak di ujung titik yang menentukan masa depan seperti dunia digital. Namun, kita tidak perlu menunggu sampai kita mempunyai suatu kekuatan yang special dalam diri kita. Kita juga tidak perlu menunggu dunia kita berada di dalam keadaan krisis dan tidak mungkin ditinggali lagi.

Lihatlah di dalam dirimu. Janganlah berpikir kamu tidak punya apa-apa. karena setiap titik kecil dari dalam dirimu, siapa tahu dapat berguna untuk sesama. Dan janganlah kamu berusaha untuk menutupi kelebihanmu, atau menghindar dari tugas-tugas yang datang untukmu.

Lalu… lihatlah sekeliling kita, banyak yang dapat kita kerjakan supaya dunia ini dapat menjadi lebih baik lagi. Kita mungkin tidak dapat menutup lapisan ozon kembali. Tapi kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dapat mengurangi polusi dalam dunia.

Kita tidak perlu menunggu sesuatu untuk rusak supaya dapat memperbaikinya. Tetapi perliharalah sesuatu yang kamu punya. termasuk bumi kita ini…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar